BolaMilenia.com – Mochamad Iriawan tetap menolak untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum PSSI). Dia memang meminta adanya percepatan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang harusnya akhir tahun depan menjadi tiga bulan ke depan, tapi bukan berarti mundur.
Desakan menggelar KLB PSSI datang dari sejumlah pihak, salah satunya TGIPF. Mereka mengusulkan kepengurusan PSSI dirombak kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam laporannya terkait Tragedi Kanjuruhan.
Ketua TGIPF, Mahfud MD lantang meminta Mochamad Iriawan beserta jajaran Komite Eksekutif (Exco) untuk mundur dari jabatannya. Klub pun akhirnya ikutan ingin adanya KLB PSSI. Hal ini dimulai ketika bos Persis Solo, Kaesang Pangarep yang dengan lantang menyatakan ingin adanya KLB PSSI.
Mochamad Iriawan akhirnya mengibarkan bendera putih. Dia akhirnya memastikan memerintahkan para Komite Eksekutif untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dalam tiga bulan ke depan.
Kendati begitu, percepatan KLB PSSI bukan berarti Mochamad Mochamad Iriawan mundur dari jabatannya sebagai Ketum. “Kalau mundur itu menurut kami tidak menyelesaikan masalah,” ungkap Mochamad Iriawan dikutip dari Kompas TV.
Kalau saya mundur itu saya pengecut, saya pecundang. Kalau saya mundur, saya pulang saja langsung tidur di rumah. Tapi masak saya meninggalkan apa yang terjadi sekarang,” sambungnya.
Iriawan mengaku justru ingin tanggung jawab dengan tak memutuskan mundur. Dia mengaku delapan hari di Malang sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai Ketum PSSI terkait Tragedi Kanjuruhan.
“Anak istri saya menangis bilang ‘Pa jangan ke sana, situasi sekarang masih emosi, di sana papa mau ngapain coba? Kan di sana juga situasinya masih kalut dan masih banyak yang sedih.’ Jadi saya bilang nak, biarkan saya di sana kalau terjadi apa-apa dan papa cuma sampai di sini ya kita ikhlaskan saja, jadi saya sampaikan begitu kepada anak saya,” tuntasnya.