BolaMilenia.com – Pelatih Kiper Persija Jakarta Jan Klima menjamin anak asuhnya Ondrej Kudela masih layak dipanggil Timnas Ceko. Meski bermain di Persija kemampuannya masih sangat bagus.
Ondrej Kudela sebelumnya dipanggil untuk dua laga UEFA Nations League pada akhir September melawan Portugal dan Swiss. Dipanggilnya pemain 35 tahun itu tuai kontroversi hanya karena merumput bersama Persija di Indonesia.
Tidak sedikit yang menganggap kompetisi Indonesia ada di level bawah. Namun, Jan Klima memastikan hal itu tidak mempengaruhi kualtas Kudela lantaran Liga Indonesia tak seburuk yang dikira.
“Seorang profesional seperti Kudela tidak bisa melupakan bermain sepak bola dalam tiga bulan dia di sini (Persija),” kata Jan Klima disadur dari media Ceko Denik, Rabu (2/11).
“Jaroslav Silhavy (pelatih Timnas Ceko) punya masalah dengan stopper dan mengenal Ondrej (Kudela) dengan baik. Itu sebabnya saya tidak terkejut ia memanggilnya,” ia menambahkan.
Jan Klima menyebut kualitas yang dimiliki Kudy, sapaan Kudela tak pernah mengecewakan. Di usia yang sudah 35, pemain yang berposisi sebagai bek itu tetap menjadi andalan.
Dikatakan Jan Klima, Liga Indonesia cukup keras. Butuh kemampuan agar bisa bersaing mendapatkan posisi utama dalam tim inti.
“Menurut penilaian, Ondrej tidak mengecewakan sama sekali. Orang-orang yang tidak tahu kualitas liga Indonesia langsung menolak dan menjelekan. Saya rasa itu tidak bagus,” sambungnya.
Saat ini Liga 1 2022-23 sedang dihentikan sementara waktu akibat Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Persija tetap rutin menggelar latihan meski tidak jelas kapan kompetisi dilanjutkan.
Sempat ada wacana kompetisi bergulir lagi November ini. Namun, sampai sekarang belum ada pernyataan resmi.
“Ini (sepak bola) adalah olahraga nomor satu (di Indonesia). Olahraga besar lainnya adalah bulu tangkis, di mana mereka memiliki beberapa juara dunia dan juara Olimpiade.”
“Tapi sepak bola lebih massal dan lebih luas. Karena tahun lalu dimainkan tanpa penonton karena Covid-19 dan turnamen hanya dimainkan di Bali, kunjungannya (penonton) benar-benar tidak nyata,” tutupnya.