BolaMilenia.com – Timnas Vietnam kini mengaku tak mau meremehkan Indonesia yang diakui memiliki skuat mengerikan saat ini. Indonesia, mereka anggap bukanlah tim yang sama dengan yang pernah dibantai 4 gol beberapa tahun lalu.
Laga krusial bakalan tersaji pada lanjutan Grup F babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia vs Vietnam. Timnas Indonesia akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu pada 21 Maret, lalu gantian bertandang ke Hanoi, lima hari kemudian. Siapa pun yang bisa menyapu bersih dua laga ini dengan kemenangan, maka besar kemungkinan bisa melaju ke babak ketiga.
Skuat Garuda sendiri punya modal yang impresif jelang melawan timnas Vietnam usai menang 1-0 pada Piala Asia 2023. Terlebih, saat ini Indonesia tampil dengan wajah baru, tak seperti beberapa tahun silam ketika digulung empat gol oleh Vietnam.
“Mengalahkan timnas Indonesia di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi tantangan berat bagi Vietnam. Masalah yang sangat sulit bagi pelatih Troussier adalah bagaimana menahan permainan menekan lawan yang komprehensif,” kata Eks pemain Vietnam periode 1996-2007, Dang Phuong Nam, dalam tulisannya di Thannienh.
“Apa bedanya Indonesia saat ini dengan yang kalah 0-4 dari era pelatih Park Hang-seo di babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2022? Hanya dua pemain sayap, Asnawi dan Pratama, yang dipertahankan pelatih Shin Tae-yong. Lawan kami hampir seluruhnya tergantikan dengan nama-nama berkualitas yang dinaturalisasi dari Eropa. Itu membantu Indonesia memiliki generasi ‘tim impian’ dengan kualitas terbaik sepanjang sejarah perkembangan sepak bola di negeri ini,” tambah dia.
Kekuatan Pemain Keturunan Ubah Timnas Indonesia Jadi Tim Berbahaya
Kekuatan dan kualitas dari para pemain keturunan, kata Dang Phuong Nam, mengubah Indonesia jadi tim berbahaya. “Faktanya, merekalah yang bikin kami mati kutu. Pemain naturalisasi dengan bentuk tubuh tinggi, kekuatan, pemikiran dan kelas ditekan tinggi, menyebabkan pemain muda kita hampir tercekik,” papar dia.
“Tim lawan selalu dekat, menendang keras dan terus menerus melakukan pelanggaran, sehingga lini tengah Vietnam tidak bisa menguasai bola. Pelatih Troussier dan timnya bisa mengesampingkan masalah pribadi mereka untuk bekerja demi tujuan bersama, Vietnam akan tetap menjadi tim yang sulit dikalahkan bila itu terjadi,” tuntas dia.