BolaMilenia.com – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mempertegas komitmennya untuk memperkuat fondasi sepak bola putri di Indonesia dengan segera mendorong PT LIB menggelar kompetisi pramusim tahun depan. Ajang ini akan diikuti empat klub sebagai embrio awal dan menjadi kerangka penting menuju terbentuknya Liga Putri yang lebih profesional pada 2027.
Erick menegaskan bahwa PT LIB harus menjadikan kompetisi pra-musim tersebut sebagai kerangka dasar untuk menyongsong Liga Putri yang lebih profesional pada tahun 2027. “Kita harus membangun pondasi yang kuat. Liga pra-musim ini bukan sekadar turnamen uji coba, tapi embrio pembentukan Liga Putri yang lebih mapan dan kompetitif ke depan,” ujar Erick Thohir.
Erick berharap, rencana kompetisi Liga Putri 2027 dirancang PT LIB dengan melibatkan lebih banyak klub, serta mengusung format kompetisi tanpa sistem degradasi. Hal ini diyakini akan memberi ruang bagi klub-klub baru untuk berkembang dan meningkatkan kualitas persaingan secara bertahap.
Erick Thohir, menegaskan kembali komitmen federasi dalam memajukan sepak bola putri melalui penyelenggaraan kompetisi berjenjang sejak usia dini dan berkelanjutan.
Piala Pertiwi Hydroplus 2025 untuk kelompok usia U14 dan U16 tengah berputar di 12 provinsi dan 16 wilayah regional (kota) di seluruh Indonesia. Kompetisi ini menjadi bukti berputarnya roda pembinaan sejak usia muda, sekaligus memperlihatkan berkembangnya benih-benih kompetisi yang makin merata.
“Piala Pertiwi Hydroplus bukan sekadar turnamen. Ia adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa talenta muda putri memiliki ruang kompetitif yang sehat, terstruktur, dan berdampak,” ujar Erick Thohir saat menyaksikan Semifinal All Stars Piala Pertiwi 2025 di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (12/7)
Erick juga menyoroti keberlanjutan kompetisi kelompok usia U8 dan U10 yang disponsori MilkLife, dan telah memasuki tahun kedua. Kompetisi ini telah menjadi wadah pertama anak-anak perempuan di usia dini untuk mengenal dunia sepak bola, membangun semangat juang, dan menumbuhkan kecintaan pada olahraga.
“Kami melihat meningkatnya antusiasme, bukan hanya dari para pemain, tetapi juga dari orang tua, pelatih, dan komunitas lokal. Ini menandakan bahwa fondasi sepak bola putri kini mulai diperkuat dari akar rumput,” tambah Erick.