BolaMilenia.com – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) akhirnya memastikan gas air mata menjadi penyebab utama kematian massal di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu. Saat ini, gas air mata yang digunakan di Stadion Kanjuruhan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Gas air mata diduga jadi biang keladi ratusan nyawa suporter Arema FC melayang. Apalagi, ada temuan kalau gas air mata yang ditembakkan pihak keamanan dalam Tragedi Kanjuruhan itu sudah kedaluwarsa.
Ternyata, temuan itu diamini oleh Ketua TGIPF, Mahfud MD. Bahkan, Mahfud pun menyebut gas air mata menjadi penyebab kematian massal dalam Tragedi Kanjuruhan.
“Yang mati dan cacat serta kritis dipastikan terjadi setelah desak-desakan karena gas air mata yang disemprotkan,” ungkap Mahfud MD dilansir dari Youtube Setpres.
Mahfud menjelaskan, gas air mata dalam Tragedi Kanjuruhan saat ini sedang diteliti oleh BRIN. Namun, hal itu tak serta merta menghapus fakta gas air mata jadi penyebab peristiwa di Kanjuruhan.
“Soal tingkat keterbahayaan racun dari gas air mata itu sedang diperiksa BRIN. Tapi apa pun hasilnya tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal terutama disebabkan gas air mata,” jelasnya.
Mahfud saat menggambarkan detik-detik korban meninggal dunia di Tragedi Kanjuruhan. Mahfud pun menyebut kalau detik-detik korban meninggal dunia sangat mencekam. Ada yang bergandengan tangan untuk berusaha keluar. Lalu, ada pula yang kehilangan teman, dan keluarganya untuk menyelamatkan diri.
“Jadi itu lebih mengerikan dari sekadar semprot mati, semprot mati gitu. Ada yang gandengan untuk bisa keluar bersama, satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk menolong temannya terinjak-injak mati,” tuturnya.