Hajime Moriyasu: Spanyol Terbaik di Dunia, Tapi…

0
1202

BolaMilenia.com – Pelatih Jepang, Hajime Moriyasu, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya usai membawa skuatnya lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022. Dia tak memungkiri Spanyol merupakan tim terbaik dunia, tapi timnya main sebagai sebuah satu kesatuan.

Samurai Biru mengalami tekanan kuat dari Spanyol di babak pertama dan tertinggal 0-1. Tetapi dua gol cepat setelah jeda,memberi mereka kemenangan yang sensasional. Kemenangan itu pula yang membuat Jepang lolos ke babak selanjutnya.

“Spanyol adalah salah satu tim terbaik di dunia dan kami tahu sebelum pertandingan bahwa ini akan sangat sulit, dan memang begitu,” kata Hajime Moriyasu.

“Tapi para pemain tetap bertahan dan mereka membalikkan keadaan permainan. Semua orang bersemangat bahwa kami bisa bermain sebagai satu kesatuan lagi,” sambungnya.

“Ada banyak penggemar yang datang jauh-jauh dari Jepang, serta mereka yang tinggal di rumah. Kami menghadiahkan kemenangan ini kepada masyarakat Jepang, dan kami sangat senang karenanya.”

Hajime Moriyasu sebenarnya mendapat kecaman karena taktiknya ketika Jepang dikalahkan oleh Kosta Rika di pertandingan kedua. Namun dia tampak menebus kesalahannya itu ketika kalahkan Spanyol.

“Selama latihan, kami memastikan beberapa hal dan para pemain memberi saya beberapa ide. Kami memutuskan bahwa kami akan bertahan dan mencoba membalas serangan… itu adalah pilihan kami semua secara kolektif,” jelas Hajime Moriyasu.

Timnas Jepang sendiri secara mengejutkan finis di puncak Grup E dan akan melawan runner up Piala Dunia 2018, Kroasia di babak berikutnya. Anak asuh Hajime Moriyasu itu berusaha mencapai perempat final untuk pertama kalinya dalam enam keikutsertaannya di putaran final Piala Dunia.

Bagi Hajime Moriyasu, hal itu memicu kenangan tentang apa yang disebut orang Jepang sebagai “Tragedi Doha”. Kala itu gol penyama kedudukan dari Irak di kualifikasi Piala Dunia 1994 membuat Jepang termasuk pelatihnya sekarang kehilangan perjalanan pertama ke Piala Dunia.

“Dengan satu menit tersisa, saya berpikir tentang ‘Tragedi Doha’ tetapi tepat pada saat itu, para pemain datang dengan agresif untuk merebut bola. Saya bisa merasakan bahwa waktu telah berubah. Para pemain ini bermain di era baru sepak bola Jepang.”

Visited 1 times, 1 visit(s) today