BolaMilenia.com – Liga 2 2022-23 yang secara resmi dihentikan disebut-sebut karena PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator tak punya uang. Hal itu karena ada sempat opsi kompetisi digelar dengan sistem bubble.
Memang, banyak kejanggalan di balik keputusan Liga 2 batal digelar. Belakangan ada isu kalau ada pemalsuan tanda tangan dari pemilik klub yang dinilai setuju liga dihentikan. Padahal, owner klub tersebut tak setuju.
Batalnya kompetisi itu digelar berdampak kepada Liga 1 yang dipastikan takkan ada degradasi. Namun belakangan mulai beredar kalau tak digelarnya kompetisi kasta kedua itu karena PT LIB Kesulitan keuangan.
“Bahwa memperhatikan kondisi cash flow/keuangan LIB saat ini, kami tidak dapat melanjutkan kompetisi Liga 2 2022-23 dengan sistem bubble, karena akan ada peningkatan biaya yang besar (terlampir proyeksi biaya dengan sistem bubble),” tulis surat PT LIB tertanggal 20 Desember 2022 yang ditandatangani oleh Fery Paulus selaku Direktur Utama.
PT LIB Sempat Sediakan Dua Opsi buat Liga 2
“Maka, PT Liga Indonesia Baru sudah menyiapkan dua opsi terkait desakan klub-klub Liga 2, yaitu tetap berjalan dengan sistem bubble atau kompetisi dihentikan sama sekali (dengan surat pernyataan bersama untuk menghentikan kompetisi yang ditandatangani oleh 19 klub peserta sebagai lampiran). Karena itu, PT Liga Indonesia Baru memohon kepada PSSI untuk meminta bantuan dan petunjuk terkait pelaksanaannya,” sambung surat PT LIB.
PSSI pun lantas menggelar rapat Komite Eksekutif di GBK Arena, Jakarta. Namun, dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan kalau kompetisi kasta kedua itu dipastikan tak jadi digelar.
PSSI menyebut ada 20 klub yang menolak kompetiosi kembali dilanjutkan. Kondisi ini langsung menyita perhatian pencinta sepak bola Indonesia yang kecewa dengan keputusan tersebut.